HomeBlogRumah TanggaKemesraan Suami Saat Menyuapi Istri

Kemesraan Suami Saat Menyuapi Istri

coach-hafidin-rumahtangga

Ditulis Oleh: Coach Hafidin | 0812-8927-8201

Ada yang bilang, bahwa memberi nafkah terbaik untuk istri itu adalah menyuapi Istri. Bukan, hanya sekedar memberi uang belanja, lalu Istri yang masak dan menyediakan masakan lezat untuk suami dan anak-anak suaminya.

Lalu, penjelasannya sampai pada, bahwa seolah-olah nafkah terbaik itu, suami yang memasak untuk istri dan menyuapkan hasil masakannya tersebut ke mulut Istrinya.

Ini perkataan berlebihan dan tanpa studi ilmu yang teliti dan mendasar.

Yuuk kita lihat ulang dasar ilmunya.

Di dalam kitab Shahih Bukhori terdapat sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Sa’d bin Abi Waqqas yang menjelaskan bahwa nafkah yang diberikan suami kepada istri dengan semata-mata mengharapkan ridha Allah Swt, pasti akan diberi ganjaran pahala. Bahkan menyuapi istri pun oleh Allah dinilai sebagai pahala. Berikut redaksi hadisnya:

عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِى وَقَّاصٍ، قَالَ صلى الله عليه وسلم : إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِى بِهَا وَجْهَ اللَّهِ، إِلا أُجِرْتَ عَلَيْهَا، حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِى فَمِ امْرَأَتِكَ

“Dan sesungguhnya jika engkau memberikan nafkah, maka hal itu adalah sedekah, hingga suapan nasi yang engkau suapkan ke dalam mulut istrimu.

Demikian adanya hadits tentang menyuapi Istri. Lalu, mari kita lihat Syarah Hadits secara khusus oleh Pakarnya :

Ibnu Hajar Al-Atsqalani di dalam kitabnya yang berjudul Fathul Bari pada juz 1 halaman 137 menjelaskan mengenai aktifitas suami yang menyuapi istrinya, berikut redaksi lengkapnya :

قوله: “تبتغي – أي تطلب – بها وجه الله ” واستنبط منه النووي أن الحظ إذا وافق الحق لا يقدح في ثوابه لأن وضع اللقمة في في الزوجة يقع غالبا في حالة المداعبة، ولشهوة النفس في ذلك مدخل ظاهر. ومع ذلك إذا وجه القصد في تلك الحالة إلى ابتغاء الثواب حصل له بفضل الله

“Imam An-Nawawi mengatakan, suatu aktifias bila sesuai dengan kebenaran maka tidaklah mengurangi nilai pahala karena menyuapkan tangan ke mulut istri biasanya dilakukan saat bercanda dengannya, tentu saja hal tersebut bercampur dengan nafsu syahwat. Akan tetapi bila hal ini tujuannya mengharapkan pahala dari Allah, niscaya ia akan memperolehnya dengan karunia dari Allah.”

Nah, berdasarkan Sumber dalil dan penjelasan pakarnya, menunjukkan bahwa menyuapi Istri itu adalah tindakan suami kepada istri dalam keadaan sangat mesra.

Artinya, bukan pada level nafkah umum, tapi pada kemesraan khusus yang salah satunya adalah menyuapi istri dan bisa dipastikan menyuapi dalam pengertian ini, adalah canda ria suami istri dalam keadaan bermesraan, penuh gairah cinta, saat suka cita, hati lapang dan salah satu bukti kemesraan itu adalah menyuapi istri dengan makanan.

Situasi ini, bisa dipastikan makanan yang dimaksud adalah bukan makan besar, tapi makanan ringan yang biasanya hadir di tengah-tengah keadaan penuh Gairah cinta dan suasana Romantis. Mungkin seperti, coklat, Kacang-kacangan, buah-buahan dan kueh atau sejenisnya, yang biasanya suami tahu bahwa makanan itu sangat disukai oleh istrinya.

Demikian adanya, kemesraan bisa dibangun dengan menyuapi makanan ke mulut Istri.

Bangunan Kemesraan, keharmonisan dan kebahagiaan rumah tangga di berbagai area, keadaan, situasi dan gunakan fasilitas apapun untuk menghadirkan sisi romantis hubungan suami istri dalam rumah tangga.

Barokallah fiikum
Coach Hafidin – Mentor Poligami Expert.


Baca Juga : Laki-Laki, Berbeda dengan Perempuan