
KH. Hafidin, S.Ag. | 0812-8927-8201
Menjawab Tantangan Global Multipolar
✍ Oleh Daniel Mohammad Rosyid (PTDI Jawa Timur) & Masroro Lilik Ekowanti (FISIP Universitas Hang Tuah, Surabaya)
Makalah ini menggabungkan analisis geopolitik global (Huntington, Fukuyama, Zakaria) dengan dinamika domestik Indonesia terkait peran Islam dan kepemimpinan Presiden Prabowo.
🌏 1. Konteks Global: Kekosongan Kepemimpinan Moral & Multipolaritas
- Kritik atas Fukuyama & Zakaria: Keruntuhan Uni Soviet bukan kemenangan akhir Barat, melainkan membuka jalan bagi kebangkitan kekuatan lain seperti Cina, India, dan blok regional.
- Standar Ganda Barat: Ketidakmampuan mempertahankan kepemimpinan moral akibat standar ganda merusak legitimasi global.
- Benturan Peradaban: Huntington menyoroti potensi konflik berbasis identitas budaya/agama di tengah dunia multipolar, di mana Indonesia berada pada posisi strategis.
🇮🇩 2. Transformasi Nasional Prabowo: Merdeka, Bersatu, Berdaulat
- Merdeka: Menentukan nasib sendiri tanpa tekanan asing.
- Bersatu: Menjaga integritas NKRI di tengah keberagaman.
- Berdaulat: Mengendalikan sumber daya, kebijakan domestik, dan posisi internasional secara independen.
Strateginya adalah diplomasi lincah, menjalin hubungan dengan semua kekuatan besar tanpa terikat, memperkuat peran di ASEAN dan Indo-Pasifik.
📜 3. Dilema Historis Ummat Islam Indonesia
- Warisan Kolonial: Islam sebagai penggerak perlawanan (Perang Diponegoro, Aceh, Sarekat Islam, NU-Masyumi).
- Orde Baru: Marginalisasi politik Islam, fokus pada ritual, menimbulkan trauma dan kecurigaan.
- Pasca-Reformasi: Kebangkitan ruang politik Islam, namun citra terpengaruh oleh sebagian gerakan radikal.
🤝 4. Kepemimpinan Strategis: “Membersamai” Transformasi
- Rekonsiliasi & Integrasi Positif: Mengatasi trauma, memperkuat NKRI & Pancasila, mempromosikan Islam moderat.
- Kontribusi Substansif:
- Ekonomi kerakyatan & keadilan
- Pendidikan & SDM unggul
- Inovasi teknologi
- Kesehatan & lingkungan
- Diplomasi Peradaban: Menawarkan alternatif moral, menjadi jembatan antar peradaban, memperkuat solidaritas ummat global.
🦅 5. “Membersamai Prabowo”: Sinergi untuk Terbang Tinggi
- Garuda Terbang Tinggi: Simbol cita-cita Indonesia maju & bermartabat.
- Menghindari “Ditelan Naga atau Diinjak Gajah”: Perkuat ketahanan nasional, diplomasi mandiri, dan kemandirian strategis.
- Bentuk Kolaborasi: Kanal formal, non-formal, dan aksi nyata untuk pemberdayaan masyarakat.
📌 6. Kesimpulan & Tantangan
Ummat Islam harus melampaui politik identitas, mengonsolidasikan kekuatan, mengartikulasikan visi kebangsaan inklusif, dan berkolaborasi cerdas dengan seluruh elemen bangsa.
Jika ini terwujud, Islam Indonesia akan menjadi mitra strategis yang kokoh bagi Presiden Prabowo dalam mewujudkan Indonesia yang kuat, bermartabat, dan tangguh di tengah dunia multipolar.
Barokallah fiikum
KH. Hafidin –Ssebagai Panglima Lapangan
Baca Juga: