
Coach Hafidin | 0812-8927-8201
Tanda Suami Visioner, Bukan Labil
🖋️ Oleh: Coach Hafidin, Mentor Poligami Expert
Bismillah.
Ada sebuah pepatah lama yang berbunyi, “Kalau mau hasil yang berbeda, jangan terus-menerus pakai cara yang sama.”
Dan ya, pepatah ini tetap relevan—bahkan sangat relevan—dalam konteks rumah tangga, terutama dalam menghadapi dinamika hubungan suami istri.
🔍 Fakta Ilmiah: Manusia Berubah, Hubungan Juga
Dalam psikologi perkembangan, manusia mengalami perubahan emosi, logika, dan cara pandang dalam fase-fase kehidupan tertentu.
Ketika pasangan menikah di usia 25 tahun, dan kini berusia 45 tahun, maka bisa dipastikan: yang berubah bukan hanya warna rambut, tapi juga kebutuhan batin, ekspresi cinta, dan sensitivitas komunikasi.
Artinya, kalau sepuluh tahun lalu istri senang dipanggil “sayang,” dan sekarang ia lebih suka dipanggil “Ummu Zayd” karena sudah ikut kajian parenting—jangan salahkan dia. Itu evolusi spiritual.
👉 Suami yang cerdas, ikut berevolusi, bukan ngambek lalu kabur ke warung kopi.
🧠 Dialektika Rumah Tangga:
Bukan Soal Siapa Benar, Tapi Bagaimana Bertumbuh
Rumah tangga bukan arena debat kusir, tapi ruang tumbuh bersama.
Maka saat kita sadari bahwa kebiasaan lama sudah tidak relevan—misalnya:
- Cara bercanda yang dulu lucu, sekarang dianggap nyebelin
- Pola komunikasi yang dulu efektif, kini terasa hambar
- Model pendekatan yang dulu romantis, sekarang bikin ilfeel
Maka, yang perlu diubah bukan pasangannya,
tapi cara, pola, model, bahkan metode dalam memperlakukan pasangan.
🔄 Apa Bedanya Cara, Pola, Model, dan Metode?
Mari kita kaji singkat:
- Cara: langkah spontan dan sederhana
(misal: kasih hadiah dadakan) - Pola: kebiasaan yang terulang
(misal: rutin quality time tiap malam Jumat) - Model: contoh pendekatan yang bisa ditiru
(misal: gaya komunikasi ala Rasulullah) - Metode: sistem terstruktur dan strategis
(misal: pendekatan Qowwamah 4 Nafkah yang saya ajarkan dalam mentoring)
👉 Jadi kalau hanya mengganti “cara” tapi pola dan metode tetap lama,
ya hasilnya bisa tetap “drama.”
😂 Sedikit Humor: Jangan Jadi Suami Zaman Batu
Sering saya katakan ke peserta mentoring,
“Kalau istri Anda sudah jadi digital, jangan Anda tetap analog.
Nanti ‘ngoding hati’ istri malah error terus.”
Banyak suami gagal paham karena merasa,
“dulu istri saya tidak begini.”
Betul. Tapi sekarang “dulu” itu sudah lama berlalu.
Kalau Anda masih pakai cara tahun 2003 di tahun 2025,
ya jangan heran kalau WA Anda dibalas stiker diam saja.
🎯 Kesimpulan: Pemimpin Adalah yang Terus Upgrade
Suami adalah qowwam. Pemimpin.
Dan pemimpin yang hebat bukan yang keras kepala mempertahankan kebiasaan,
tapi yang mahir membaca perubahan dan siap menyesuaikan strategi.
Jika Anda merasa kebiasaan lama dalam pernikahan sudah tak relevan,
maka itu bukan tanda bahwa Anda gagal.
Itu tanda bahwa Anda sedang diberi peluang menjadi suami yang lebih bijaksana.
💬 Barokallah fiikum.
Mari terus bertumbuh bersama pasangan, dengan ilmu, cinta, dan pendekatan yang selalu disegarkan.
—
👤 Coach Hafidin
Mentor Poligami Expert – 25 tahun pengalaman, 4 istri, 26 anak, dan tak pernah berhenti belajar memperbaiki diri.
Barokallah fiikum
Coach Hafidin – Mentor Poligami Expert
Baca Juga: