
By Coach Hafidin | 0812-8927-8201
📌 Pendahuluan
Dalam Islam, kepemimpinan dalam rumah tangga adalah tanggung jawab suami yang tidak bisa dialihkan, dilepaskan, atau diserahkan kepada istri.
Membiarkan istri mengambil alih kepemimpinan sama dengan melanggar ketentuan syariah dan membuka pintu bencana dalam kehidupan rumah tangga, baik di dunia maupun di akhirat.
Oleh karena itu, kemerdekaan suami sebagai qowwam adalah sebuah keniscayaan yang harus diperjuangkan.
📖 Dalil-Dalil tentang Kepemimpinan Suami
Allah Ta’ala berfirman:
“Ar-rijālu qawwāmūna ‘ala an-nisā`i bimā faḍḍalallāhu ba‘ḍahum ‘alā ba‘ḍiw wa bimā anfaqū min amwālihim.”
(QS. An-Nisa: 34)
Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita karena:
- 🧠 Keutamaan yang Allah berikan kepada laki-laki — secara fisik, mental, dan kemampuan memimpin.
- 💰 Tanggung jawab nafkah yang dibebankan kepada laki-laki.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”
(HR. Bukhari no. 893 dan Muslim no. 1829)
Hadis ini menegaskan bahwa suami wajib mengontrol, mengarahkan, dan menjaga rumah tangga sesuai syariah.
⚠️ Bahaya Jika Kepemimpinan Diserahkan kepada Istri
- ❗ Terganggunya Tatanan Rumah Tangga
Tatanan yang dibalik menyebabkan stres, konflik, dan kelelahan emosional. - 🔻 Munculnya Dominasi Perempuan yang Tidak Sehat
Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Kami dahulu di masa jahiliyah tidak menganggap perempuan itu sesuatu. Hingga Islam datang dan memberikan mereka hak-hak.”
(HR. Bukhari no. 893)
Membiarkan istri mendominasi adalah kembali ke praktik jahiliyah.
- ⚖️ Lemahnya Keputusan dalam Rumah Tangga
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan:
“Allah menjadikan laki-laki sebagai pemimpin karena kelebihan yang mereka miliki dalam akal, ilmu, dan keputusan yang lebih kuat.”
(Tafsir Ibnu Katsir, 2/240)
- 🚨 Pintu Kemaksiatan Terbuka Lebar
Tanpa pemimpin yang tegas, rumah tangga mudah terpengaruh oleh nilai-nilai liberal dan kehilangan arah.
🛡️ Kemerdekaan Suami dalam Memimpin Rumah Tangga
Agar suami mampu menjadi pemimpin sejati, ia harus merdeka dalam:
- ✨ Akidah & Akhlak
Bebas dari syirik, bid’ah, dan sifat tercela. - 🔒 Kendali Diri
Bebas dari jebakan setan, syahwat, dan pikiran negatif. - 💫 Kebijaksanaan Jiwa
Bebas dari kekerdilan, kesempitan dada, dan kekeruhan hati. - 🧱 Pengaruh Emosi Istri dan Anak
Pemimpin sejati tidak tunduk pada intervensi perasaan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, maka aku akan perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya.”
(HR. Abu Dawud no. 2140, Tirmidzi no. 1159, dan Ibnu Majah no. 1852)
✅ Kesimpulan
Kepemimpinan suami dalam rumah tangga adalah kewajiban syar’i yang tidak boleh diabaikan.
Menyerahkan kepemimpinan kepada istri bukan hanya keliru, tapi juga membawa dampak buruk di dunia dan akhirat.
Dalam Private Mentoring Poligami, prinsip ini menjadi fokus utama bimbingan agar para suami menjalankan amanah sebagai qowwam dengan merdeka dan tegas.
📚 Referensi:
- QS. An-Nisa: 34
- Tafsir Ibnu Katsir, 2/240
- HR. Bukhari no. 893 & Muslim no. 1829
- HR. Abu Dawud no. 2140, Tirmidzi no. 1159, Ibnu Majah no. 1852
- HR. Bukhari no. 893 (Umar bin Khattab)
🌟 Semoga artikel ini menjadi motivasi bagi para suami untuk kembali mengambil kepemimpinan penuh dalam rumah tangga, demi meraih ridha Allah Ta’ala.🎯 CTA (150 karakter):
Ingin menjadi pemimpin sejati dalam rumah tangga sesuai syariah? Gabung bimbingan Private Mentoring Poligami bersama Coach Hafidin sekarang!
Barokallah fiikum
Coach Hafidin – Mentor Poligami Expert
Baca Juga: 🏡 4 Kemerdekaan Suami Qowwam: Kunci Kepemimpinan Sejati dalam Rumah Tangga