HomeBlogRumah TanggaKepemilikan, Kekuasaan, dan Cinta: Ketika Suami Kehilangan Kuasa atas Hartanya

Kepemilikan, Kekuasaan, dan Cinta: Ketika Suami Kehilangan Kuasa atas Hartanya

Kepemilikan, Kekuasaan, dan Cinta: Ketika Suami Kehilangan Kuasa atas Hartanya

Coach Hafidin | 0812-8927-8201

🕌 Pendahuluan: Cinta Itu Kepemimpinan, Bukan Penyerahan Kekuasaan

Dalam relasi rumah tangga Islami, suami diangkat oleh Allah sebagai Qowwam—pemimpin, penanggung jawab, dan pengatur arah keluarga.

“Ar-rijālu qawwāmūna ‘alan-nisā’…”
“Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan…”
(QS. An-Nisā’: 34)

Namun hari ini, banyak suami yang kehilangan posisi Qowwamah-nya bukan karena dicopot istri, tapi karena menyerah secara sukarela.
Dan salah satu bentuk penyerahan itu yang paling berbahaya adalah:
📌 Membiarkan harta sepenuhnya dikuasai oleh istri.

⚠ Suami yang Melepas Kuasa atas Hartanya, Bukan Sedang Mencintai Istri

Ada ilusi yang menyesatkan dalam banyak pernikahan modern:

“Kalau harta dikendalikan istri, itu tanda cinta.”

Padahal, itu bisa jadi bukan cinta, tapi bentuk halus dari:

  • Cinta pada rasa nyaman,
  • Cinta pada rasa takut ditolak,
  • Cinta pada kemalasan mengambil tanggung jawab,
  • Cinta pada kelemahan diri sendiri.

📌 Itu bukan cinta sejati. Itu pelarian.
Karena cinta sejati adalah kepemimpinan yang melindungi, mengatur, dan menumbuhkan.

🧾 Dalam Islam, Kuasa atas Harta adalah Tanda Qowwamah

📚 Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan makna Qowwam:

“Yaitu yang menanggung, mengatur, dan menegakkan urusan perempuan dalam seluruh sisi kehidupan.”

Itu berarti:

  • Suami mengatur aliran harta, bukan menyerahkannya mentah-mentah.
  • Suami memberikan nafkah, bukan digaji oleh istri.
  • Suami memutuskan skala prioritas keuangan, bukan diatur oleh emosi istri.

Jika suami menyerahkan semuanya atas nama “biar istri yang atur”, maka ia sedang:

  1. Membuka ruang kekacauan struktur keluarga.
  2. Menurunkan kehormatannya di mata istri.
  3. Menukar kepemimpinannya dengan kenyamanan semu.

🧠 Psikologi Peran & Kuasa Finansial dalam Relasi Suami-Istri

Dalam psikologi rumah tangga, dikenal teori Power & Role Imbalance
ketika satu pihak dalam relasi memiliki kontrol berlebih, maka:

  • Respek terhadap pihak lainnya berkurang.
  • Ketegangan meningkat.
  • Peran alami menjadi kacau.

💬 Banyak istri akhirnya mengeluh:

“Saya tidak bisa respek pada suami saya, dia terlalu lemah dan semua saya yang atur.”

Masalahnya bukan di istri.
Masalahnya: suami kehilangan kuasa atas peran Qowwamah karena tidak berani memegang kendali harta.

🛡 Kuasa Harta adalah Bagian dari Qowwamah

Dalam framework PMP Coach Hafidin, Kuasa Harta adalah salah satu dari Empat Kuasa Suami yang wajib dimiliki agar bisa:

  1. Memimpin dengan tenang, bukan didikte emosi.
  2. Mengatur visi nafkah, bukan sekadar reaktif pada kebutuhan.
  3. Memberi dengan sadar, bukan dipalak oleh tekanan.
  4. Membimbing istri agar tunduk kepada struktur kepemimpinan—bukan karena takut, tapi karena hormat.

➡ Ketika harta suami dikuasai istri,
➡ Bukan hanya kuasa ekonomi yang hilang,
➡ Tapi juga kehormatan, rasa hormat, dan ruh kepemimpinan suami.

🧭 Cinta Bukan Penyerahan Kekuasaan, Tapi Peran yang Terpimpin

🔑 Jika suami mencintai istrinya,
ia akan mengambil alih tanggung jawab memimpin hartanya demi kemaslahatan bersama.
🔑 Jika suami mencintai keluarganya,
ia akan berdiri sebagai penanggung jawab keuangan,
bukan jadi ATM atau bendahara tak berdaya.

Karena:

Suami yang benar-benar mencintai,
adalah suami yang berani mengambil tanggung jawab penuh.

💥 Penutup: Bangkitlah, Kuasai Hartamu, Tegakkan Qowwamahmu!

Jika hari ini engkau:

  • Tidak tahu ke mana uangmu mengalir,
  • Harus izin pada istri untuk beli kebutuhan pribadi,
  • Takut kalau menahan uang karena khawatir dianggap pelit,

MAKA:
⚠ Engkau bukan sedang mencintai istrimu.
⚠ Engkau sedang menuruti rasa nyamanmu.
⚠ Engkau sedang menolak tugas Qowwamah-mu.

🚀 Solusinya?

Transformasi diri lewat sistem mentoring yang membangunkan Kuasa Lelaki.
📚 Program PMP Coach Hafidin membantu suami:

  • Menata ulang mindset keuangan rumah tangga,
  • Merebut kembali kuasa harta secara elegan dan terhormat,
  • Membentuk kepemimpinan spiritual, strategis, dan visioner.

🌟 “Cinta itu kepemimpinan, bukan ketundukan.”
🌟 “Suami Qowwam mengatur harta dengan cinta, bukan menyerah dengan alasan nyaman.”

Barokallah fiikum
Coach Hafidin – Mentor Poligami Expert


Baca Juga: