HomeBlogRumah TanggaDua Penyebab Kerusakan Harmoni Rumah Tangga:

Dua Penyebab Kerusakan Harmoni Rumah Tangga:

Dua Penyebab Kerusakan Harmoni Rumah Tangga:

By Coach Hafidin | 0812-8927-8201

Bodohnya Suami terhadap Ilmu Agama & Cemburunya Istri di Luar Batas

📖 Harmoni rumah tangga bukan sekadar hasil cinta, tapi buah dari ilmu dan adab.
Ketika suami bodoh tentang agama dan istri diliputi cemburu tanpa kendali, rumah menjadi arena konflik batin dan ledakan emosi—bukan tempat sakinah.

🧠 1. Kebodohan Suami terhadap Ilmu Agama (Ulumuddin): Penyakit Kepemimpinan Rumah Tangga

a. Makna Ulumuddin
Ulumuddin adalah ilmu-ilmu dasar dalam agama, meliputi:

  • Tauhid dan aqidah yang lurus,
  • Fikih ibadah dan mu’amalah,
  • Akhlak, adab, dan tanggung jawab kepemimpinan.

Suami yang tidak belajar Ulumuddin:

  • Tidak paham makna Qowwam,
  • Tidak bisa menuntun istri secara ruhani,
  • Tidak mampu mengelola konflik secara syar’i,
  • Cenderung kasar, kaku, atau justru terlalu lembek.

📚 Ibnu Qayyim (Tuhfatul Maudud):
“Kebodohan lelaki dalam agama adalah awal kehancuran istri dan anak-anaknya.”

📖 QS. At-Tahrim: 6
“Wahai orang-orang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
(Kata “pelihara” = wajib dengan ilmu)

b. Dampak Kebodohan Suami:

  • Gagal membedakan antara sabar dan pasrah,
  • Salah memahami qana’ah dan malas,
  • Tak paham adab menegur, akhirnya jadi penghina,
  • Tidak mengerti kebutuhan biologis, psikologis, spiritual istri.

c. Solusi:
Talqīn Ulumuddin: Suami wajib belajar minimal dasar agama sebelum menikah.
✅ Wajibkan diri ikut mentoring atau halaqah pembinaan rumah tangga.
✅ Berani minta bimbingan sebelum kebodohan menumbangkan keluarga.

❤️ 2. Kecemburuan Istri yang Melebihi Batas: Api yang Membakar Cinta

a. Makna Ghirah dan Ghairah

  • Ghirah = cemburu karena menjaga kehormatan (positif).
  • Ghairah = cemburu emosional, penuh prasangka, cenderung menekan dan menghancurkan.

🥣 Aisyah radhiyallāhu ‘anha pernah cemburu hingga memecahkan piring dan Nabi hanya tersenyum:
“Ghārat ummukum” – “Ibumu sedang cemburu.”
(HR. Bukhari no. 5225)

⚠️ Cemburu yang berlebihan akan:

  • Merusak kehormatan suami,
  • Membunuh kepercayaan,
  • Melukai anak-anak dengan aura konflik yang memanas.

b. Psikologi Kecemburuan
🧠 Menurut Dr. John Gottman (pakar pernikahan):

“Kecemburuan akut adalah ketakutan tidak rasional terhadap kehilangan, yang jika tidak dikontrol akan menjadi penghancur kepercayaan dan intimacy.”

c. Dampak Ghirah Berlebihan:

  • Suami merasa diawasi seperti pesakitan,
  • Hilangnya kesenangan biologis karena atmosfir tegang,
  • Suami kehilangan rasa hormat dan rindu terhadap rumah.

📚 Ibnu Hajar (Fath al-Bari):
“Wanita yang cemburunya tidak terkendali, akan berubah menjadi penuntut, bukan pasangan. Ia tidak bisa diajak menuju ridha, tapi hanya ingin menang.”

d. Solusi:
🛐 Menanamkan taqwa dan rasa cukup kepada Allah, bukan hanya kepada suami.
🤝 Suami harus tegas dan penuh rahmah dalam mengedukasi adab cemburu.
🕌 Libatkan istri dalam aktivitas ruhiyah, bukan membiarkan dia larut dalam drama batin.

🔥 Kesimpulan: Dua Sumbu Api, Satu Jalan Damai

Bodohnya suami dalam agama + Cemburunya istri yang berlebihan
➡️ Harmoni rumah tangga terancam bubar secara perlahan tapi pasti.

Solusinya?

  • 📘 Suami belajar Ulumuddin, menata ruhnya.
  • 🌸 Istri belajar sabar dan ridha, menata cemburunya.
  • 🤲 Keduanya mengikat kembali cinta dengan ilmu, adab, dan bimbingan ruhani.

👤 Coach Hafidin
Murabbī Rumah Tangga Qowwamah | Pengurai Krisis Harmoni Menuju Keluarga Penuh Cinta dan Pesona

Barokallah fiikum
Coach Hafidin – Mentor Poligami Expert


Baca Juga: