HomeBlogPolitikBantenku Sayang, Bantenku Malang Diobok-obok Oleh Kedunguan Penguasa Amoral

Bantenku Sayang, Bantenku Malang Diobok-obok Oleh Kedunguan Penguasa Amoral

Bantenku Sayang, Bantenku Malang Diobok-obok Oleh Kedunguan Penguasa Amoral

Ditulis Oleh: Coach Hafidin | 0812-8927-8201

Kini, Banten diobok-obok, padahal Banten harusnya diistimewakan sebagai pemilik Kearifan lokal Istimewa.

Paling Tidak Banten Itu Istimewa dari 4 Unsur :

  1. Kesultanan Banten yang Istimewa dengan rela berkorban menghancurkan Istana Sorosoan dari pada dirubut dan digunakan penjajah Belanda untuk melancarkan penjajahan Indonesia.
  2. Memerdekakan Jakarta dan menyerahkannya sebagai Ibu kota negara Republik Indonesia.
  3. Kharisma Ulama Banten taraf Internasional, seperti Syaikh Nawawi al-Bantani.
  4. Tumbuh kembang Islam, Ulama dan Santri, sampai disebut Serambi Seribu Ulama dan sejuta Santri.

Banten yang Istimewa harus diistimewakan oleh warga dan masyarakat Banten.

Maka, sudah sepatutnya pemerintah pusat tidak melokasikan Pabrik Minuman Keras di seluruh Tanah Banten.

Banten sudah menerima Investasi Pabrik Baja dan Kimia, dengan konsekuensi tanah Banten dikotori budaya Industrialis yang bebas wanita jalang, judi dan minuman keras.

Masyarakat banten sedang berupaya bangkit dari serangan budaya industrialis ini, agar kembali ke Marwah yang mulia dan terhormat sebagai tanah Ulama dan Santri.

Belum selesai, mengurai masalah dan mengantisipasi dampak buruknya, sekarang Masyarakat banten harus menerima beban baru, yaitu Masifnya serangan minuman keras dan narkoba.

Semua ini penyebabnya adalah runtuhnya kedaulatan tanah banten, sebagai tanah Ulama dan Santri.

Buktinya, pemerintah pusat seenaknya meletakkan Pabrik Miras di Tanah Banten. Sebuah penempatan investasi yang tidak konstitusional dan melanggar batas kearifan lokal.

Ini tamparan terburuk dalam sejarah Banten dan merupakan penghinaan atas keistimewaan tanah Banten.

Apakah Pemerintah pusat sengaja melupakan jasa ulama dan Santri Banten dalam kancah perjuangan kemerdekaan? Atau pemerintah pusat menganggap masyarakat Banten sudah lemah, rendah, hina, kelas 3 dan tidak Istimewa lagi? Sehingga, siapapun boleh semena-mena dengan tanah Banten?

Padahal, Kita Masyarakat Banten, baik Ulama, Santri,Jawara dan rakyat biasa di Banten, masih mengingat dengan baik, heroiknya para Ulama dan Santri menjaga kehormatan diri pada peristiwa Geger Cilegon.

Akankah sikap ini yang harus diambil Oleh masyarakat banten untuk menghentikan Pabrik Miras di Banten?

Silahkan, semuanya merenung…!!!!

Barokallah fiikum
Coach Hafidin – Mentor Expert.