
Coach Hafidin | 0812-8927-8201
Sehebat apapun konsep bernegara, sehebat apapun teori peradaban, tanpa social capital, tanpa otoritas, dan tanpa kekuasaan, ia akan terkubur sebagai catatan kaki sejarah.
📖 Kita Telah Melihat
- Kapitalisme berjaya bukan karena konsepnya indah, tapi karena ia menunggangi modal, jaringan, dan kekuasaan.
- Komunisme bertahan bukan karena Marx menulis lebih cerdas, tapi karena Lenin merebut otoritas.
- Islam tegak bukan hanya karena tauhid, tapi karena Rasulullah ﷺ membangun jamaah, menegakkan otoritas, lalu menduduki kekuasaan.
👉 Maka jelaslah: peradaban tidak dibangun oleh seminar, tetapi oleh strategi perebutan kekuasaan.
🪞 Sindiran Telak untuk Kita
Bangsa ini hari ini masih terlalu sibuk mengoleksi konsep:
- Seminar tentang demokrasi.
- Diskusi tentang ekonomi kerakyatan.
- Konferensi tentang visi Indonesia Emas.
Tetapi sementara kita sibuk berwacana, ada pihak lain yang sibuk membangun social capital, merebut otoritas, dan menduduki kekuasaan.
📌 Hasilnya? Konsep kita dipakai jadi jargon kampanye, sementara arah sejarah ditulis oleh tangan mereka.
❓ Pertanyaan Tajam
Maka pertanyaannya kini bukan lagi: konsep apa yang terbaik untuk bangsa ini?
Pertanyaan yang jauh lebih penting adalah:
- Siapa yang berani membangun social capital untuk menopang konsep itu?
- Siapa yang siap merebut otoritas agar konsep itu punya legitimasi?
- Siapa yang sungguh-sungguh menduduki kekuasaan agar konsep itu hidup dalam realitas?
Jika tidak dijawab, kita hanya akan terus menjadi bangsa pengoleksi konsep — bangsa yang pandai berteori, tapi gagal menulis sejarahnya sendiri.
⚔️ Hantaman Terakhir
Sejarah hanya menghormati satu hal: mereka yang berani menguasai kekuasaan untuk mewujudkan konsep.
Selebihnya? Hanyalah debu wacana yang terhempas oleh angin zaman.
Barokallah fiikum
Coach Hafidin – Sebagai Panglima Lapangan
Baca Juga: