
Coach Hafidin |ย 0812-8927-8201
Revitalisasi Peran Umat Islam untuk Indonesia Berdaulat & Maju
๐ฐ Pendahuluan
Kemerdekaan Indonesia bukanlah hadiah, melainkan buah dari perjuangan, kecerdasan, dan kebijaksanaan kolektif para pendiri bangsa.
Pertemuan monumental:
๐ 22 Juni 1945 โ lahir Piagam Jakarta
๐ 18 Agustus 1945 โ penghapusan โtujuh kataโ
๐ Keduanya menjadi ijtihad politik terbesar umat Islam Nusantara.
Namun, setelah 80 tahun, kita menghadapi tantangan baru: krisis identitas, dominasi politik oligarki, serta pergeseran konstitusi yang menggerus idealisme pendiri bangsa.
Kini saatnya mewarisi kebijaksanaan 1945, sekaligus melahirkan strategi kebangkitan baru umat Islam dalam bingkai NKRI.
1๏ธโฃ Kompromi Cemerlang 1945: Warisan Kecerdasan Kolektif
Tiga kelompok besar berhasil menemukan titik temu:
- Kelompok Islam (H. Agus Salim, Ki Bagus Hadikusumo) โ menginginkan dasar syariat.
- Kelompok Nasionalis-Religius (Soekarno, Hatta) โ menekankan persatuan nasional.
- Kelompok Non-Muslim (A.A. Maramis, Sam Ratulangi) โ menghendaki kesetaraan beragama.
Hasilnya? Piagam Jakarta.
Meski tujuh kata kemudian dihapus, substansi tauhid tetap hidup dalam sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.
โก๏ธ Indonesia lahir bukan sebagai negara agama, bukan pula sekuler, tetapi negara berketuhanan yang menghormati pluralitas.
2๏ธโฃ Dari Kompromi ke Konsolidasi: Tantangan Era Reformasi
Namun perjalanan bangsa tak berhenti di 1945.
๐ป Perubahan UUD 2002 dengan semangat liberalisme justru mengikis marwah konstitusi 18 Agustus 1945.
Akibatnya:
- Umat Islam terjebak peran marjinal.
- Politik identitas diperalat, bukan diperkuat.
- Sistem ekonomi & budaya condong ke kapitalisme liberal.
3๏ธโฃ Usulan Solusi Strategis โจ
Mengacu pada warisan 1945, umat Islam harus meneguhkan kembali peran historisnya.
a. Akui Warisan 1945 sebagai Ijtihad Politik Cemerlang
Hentikan perdebatan โIslam formal vs nasionalismeโ. Piagam Jakarta adalah ijtihad emas umat Islam di era kolonial.
b. Fokus pada Prestasi & Kepemimpinan
Isilah ruang strategis NKRI dengan ilmu, prestasi, dan integritas. Umat Islam harus kembali memegang otoritas.
c. Revitalisasi Budaya & Karakter Bangsa
Indonesia Islami bukan berarti negara agama, tetapi menghadirkan nilai rahmatan lil alamin dalam kultur & pendidikan.
d. Perkuat Jaringan Internasional Umat Islam
Bangun diplomasi multipolar dengan negara-negara Muslim, tetap berpijak pada politik luar negeri bebas-aktif.
4๏ธโฃ Menuju Indonesia Maju & Berdaulat ๐
Revitalisasi peran umat Islam = kontribusi nyata, bukan eksklusivisme.
Misi besar:
โ
Menjaga kedaulatan politik dari dominasi asing.
โ
Menguatkan kedaulatan ekonomi berbasis keadilan sosial.
โ
Menanamkan kedaulatan budaya berakar pada iman, ilmu, dan akhlak.
๐ Kesimpulan
โ๏ธ Perubahan tujuh kata pada 18 Agustus 1945 bukanlah pengkhianatan, melainkan strategi penyelamatan bangsa.
Kini, 80 tahun kemudian, tantangannya sama: bagaimana menjaga NKRI tetap utuh, berdaulat, dan berkarakter.
Solusinya: hidupkan kembali semangat kompromi, kecerdasan politik, dan kebijaksanaan pendiri bangsa.
Mari jadikan Warisan 18 Agustus 1945 sebagai energi kebangkitan baru: untuk Indonesia berdaulat, Islami, rahmatan lil alamin, dan maju menuju peradaban dunia. ๐โจ
Barokallah fiikum
Coach Hafidin โ Sebagai Panglima Lapangan
Baca Juga: