
By Coach Hafidin |Β 0812-8927-8201
π¬ “Dulu istri saya memandang saya dengan kagum. Tapi sekarangβ¦ yang tersisa hanya keluhan dan kritik. Saya merasa kehilangan dirinya, Coach. Apa yang salah?”
Pria itu duduk di hadapanku. Matanya lelah, bahunya merosot, wajahnya penuh penyesalan.
Aku menarik napas dalam dan menatapnya lekat.
“Anda ingin jawaban yang jujur?”
Dia mengangguk.
Aku tersenyum tipis. “Anda sendiri yang menghancurkan pesona Anda di matanya.”
Matanya membelalak. “Bagaimana bisa, Coach?”
Aku mencondongkan tubuh ke depan.
“Karena Anda salah tempat curhat. Anda mencurahkan segala kelemahan Anda kepada orang yang seharusnya melihat Anda sebagai pemimpin.”
“Pria yang terlalu banyak mengeluh di depan istri, sedang menggali kubur bagi kepemimpinannya sendiri.”
β ISTRI TIDAK DIRANCANG UNTUK MENJADI TEMPAT KELUHAN SUAMI!
Banyak suami berpikir bahwa curhat ke istri adalah tanda kedekatan dan keintiman.
π« Salah besar!
Saat Anda curhat tentang:
β Masalah bisnis yang sedang merugi
β Konflik dengan rekan kerja atau keluarga
β Ketakutan menghadapi tantangan hidup
β Kelelahan mental dan emosi karena tekanan hidup
Yang terjadi bukan semakin dekat, tapi semakin jauh!
π Hati istri mulai berubahβ¦
β Dulu dia melihat Anda sebagai pemimpin, sekarang dia melihat Anda sebagai beban.
β Dulu dia menghormati Anda, sekarang dia mulai mempertanyakan kepantasan Anda sebagai imam.
β Dulu dia merasa aman bersama Anda, sekarang dia merasa harus mengurus dirinya sendiri.
β Dulu dia bangga menjadi istri Anda, sekarang dia merasa hidupnya sia-sia.
“Wanita mencintai kekuatan. Bukan kelemahan.”
Itu sebabnya istri Anda dulu sangat mencintai Anda.
Karena Anda tampil sebagai pemimpin, sebagai lelaki yang kuat.
Tapi ketika Anda mulai sering mengeluh, sering curhat tentang beban hidup, Anda tidak lagi terlihat kuat.
π Anda terlihat lemah.
π Dan itu mengikis rasa hormatnya sedikit demi sedikit.
π₯ SUAMI HARUS JADI BATU KARANG, BUKAN DAUN YANG TERHEMPAS ANGIN!
Aku menatap pria itu tajam.
“Apakah Anda masih ingin mendapatkan kembali penghormatan istri Anda?”
Dia mengangguk cepat. “Tentu, Coach! Saya ingin dia kembali menghormati saya, kembali memandang saya dengan kagum!”
Aku tersenyum.
“Maka jadilah batu karang.”
β
Teguh dalam menghadapi badai hidup.
β
Kuat dalam mengambil keputusan.
β
Kokoh dalam menegakkan kepemimpinan.
Seorang suami tidak boleh mudah goyah.
πͺ Dia harus berdiri tegak, bahkan saat dunia di sekelilingnya berantakan.
Karena saat suami tetap teguh, istri akan selalu merasa aman.
π‘ Dan rasa aman adalah kunci utama kesetiaan dan kepatuhan seorang istri.
π― JADI, KE MANA HARUS CURHAT?
Aku menepuk pundaknya.
“Anda tetap butuh tempat berbagi. Tapi bukan ke istri.”
Dia menatapku penuh harap. “Lalu ke mana, Coach?”
Aku tersenyum.
“Ke lingkungan laki-laki yang lebih kuat. Ke mentor yang paham kepemimpinan rumah tangga. Ke komunitas pria yang bisa menguatkan Anda, bukan melemahkan Anda.”
βItulah sebabnya saya membuat Private Mentoring Poligami.β
π Tempat bagi pria untuk belajar tanpa mengikis harga dirinya.
π Tempat untuk membangun kembali kepemimpinan yang kokoh dalam rumah tangga.
π Tempat untuk memastikan Anda tetap dihormati, dikagumi, dan dicintai dengan tulus oleh istri-istri Anda.
Aku menatapnya dalam-dalam.
“Maukah Anda menjadi suami yang benar-benar memimpin?”
Dia mengepalkan tangan. “Saya mau, Coach! Saya tidak akan lagi mengeluh ke istri. Saya akan jadi batu karang dalam rumah tangga saya!”
Aku tersenyum puas.
β
Itulah langkah pertama untuk kembali menjadi suami yang dihormati.
β
Itulah awal dari perjalanan menuju poligami yang sukses dan penuh berkah.
π― Saatnya Berubah!
β Jangan sampai kehilangan rasa hormat istri karena salah komunikasi!
π Daftar Private Mentoring Poligami sekarang dan jadilah suami yang benar-benar memimpin.
β‘οΈ Klik, untuk daftar
Barokallah fiikum
Coach Hafidin β Mentor Poligami Expert.
Baca Juga : Poligami Bisa Menghancurkan Harta dan Bisnis Anda, Kecuali Jikaβ¦