Ditulis Oleh: Coach Hafidin | 0812-8927-8201
Sering terjadi, Suami terheran-heran, panik dan sangat tidak percaya, atas penolakan Istrinya atas keinginannya menambah Istri.
Padahal suami merasa sudah benar dalam memerankan diri sebagai suami dan istri juga sangat terlihat sholehah.
Lalu apa masalahnya?
Para suami, ingatlah!
Kerusakan segala Urusan bersumber dari Nafsu Syahwat menguasai diri sendiri dan Keselamatan segala urusan bersumber dari Nafsu syahwat mengikuti Wahyu.
Ceck Kesimpulan ini dalam hadits ini :
قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : “لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَواهُ تَبَعَاً لِمَا جِئْتُ بِهِ” حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mau mengikuti apa yang aku bawa.” (Hadits hasan shahih, kami telah meriwayatkannya dari kitab Al Hujjah dengan sanad shahih).
Secara Khusus, syahwat dalam urusan cinta suami Istri telah diatur oleh Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an :
{ قُلۡ إِن كَانَ ءَابَاۤؤُكُمۡ وَأَبۡنَاۤؤُكُمۡ وَإِخۡوَ ٰنُكُمۡ وَأَزۡوَ ٰجُكُمۡ وَعَشِیرَتُكُمۡ وَأَمۡوَ ٰلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَـٰرَةࣱ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَـٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَاۤ أَحَبَّ إِلَیۡكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادࣲ فِی سَبِیلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ یَأۡتِیَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا یَهۡدِی ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَـٰسِقِینَ }
[Surat At-Taubah: 24]
Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Sehingga, yang seharusnya, Suami atau Istri tidak boleh mencintai pasangannya, melebihi cinta kepada Allah, Rasulullah dan Islam.
Sehingga jika diurutkan Suami hanya boleh memposisikan cinta kepada istrinya dengan urutan sebagai berikut :
- Allah Ta’ala.
- Rasulullah SAW
- Islam
- Kedua Orang Tuanya
- Istri
- Anak-anak
- Harta Benda.
Demikian juga Istri hanya boleh menempatkan Cinta kepada suami pada level sebagai berikut :
- Allah Ta’ala.
- Rasulullah SAW
- Islam
- Suami
- Kedua Orang tuanya
- Anak-anak
- Harta
Jika ini dilanggar, maka pasti terjadi badai rumah tangga yang luar biasa.
Sepanjang Coach Hafidin, 0812-8927-8201, berprofesi sebagai mentor Keluarga, sungguh telah menemukan banyak masalah dalam rumah tangga, disebabkan oleh salah posisi cinta, yang dipicu oleh nafsu syahwat yang mengikuti kemauan diri bukan nafsu syahwat mengikuti wahyu.
Baca Juga : Banyak Wanita Siap Menjalani Syariat Poligami, Tapi Sedikit Laki-Laki Yang Layak Bersama Mereka
Istri yang berat hidup bersama suami, istri yang kesulitan mentaati suami, istri yang terpaksa bakti kepada suami, kosong dari keikhlasan, malas berbakti dan memilih perceraian dari pada tetap bersama suami, penyebab utamanya adalah suami salah menempatkan cinta untuk istri.
Begitu juga, Istri yang menolak suaminya menikah lagi, penyebab utamanya adalah suami telah salah memberi contoh mencintai sesuatu dengan cara dan posisi yang salah.
Sungguh, banyak suami menempatkan istri lebih utama dari ibunya, dari penegakkan Syariat Islam, dari mengikuti teladan Rasulullah dan bahkan lebih rusak lagi, menempatkan Istri dimana Allah bersemayam dihati manusia.
Untuk Itu, perbaikan hubungan suami Istri, membangun ulang kehidupan Romantis bersama istri dan upaya memetik hasil kebahagiaan bersama keluarga, serta sukses poligami, hanya bisa dilakukan dengan cara benar menempatkan cinta kepada Istri sesuai dengan standar Wahyu.
Cara inilah teladan mulia dari Rasulullah. Sehingga, perselisihan rumah tangga Rasulullah, sangat mudah selesai dan tidak berulang-ulang, sebab Rasulullah menempatkan cinta kepada Istri sesuai dengan standar Wahyu.
Anda ingin Harmonis dalam seluruh perjalanan Rumah Tangga Anda atau Anda ingin bertabur kebahagiaan di seluruh area kehidupan Keluarga?
Anda bisa belajar Cara Benar Rumah Rangga dari Guru, Pakar dan mentor keluarga harmonis, yaitu Coach Hafidin
Barokallah fiikum