
By Coach Hafidin | 0812-8927-8201
— Kalau Mau Poligaminya Tidak Gagal di Tengah Jalan
🌟 Poligami Bukan Sekadar Wacana, Tapi Jalan Sunyi yang Penuh Ujian Jiwa
Banyak suami datang ke mentoring dengan semangat membara. Mereka merasa siap karena sudah:
- Punya calon istri kedua.
- Punya peta strategi komunikasi.
- Sudah riset teknis: adil, izin, manajemen waktu.
Tapi setelah masuk fase pelaksanaan, mereka limbung.
Goyah. Bingung. Takut. Galau. Mundur.
Atau justru nekat eksekusi dan akhirnya hancur di tengah jalan.
Kenapa?
Karena mereka hanya belajar CARA, tapi tidak membangun JATI DIRI.
Dan membangun jati diri itu tidak bisa sekali tatap muka atau lewat modul online. Ia butuh kedekatan dan konsistensi kebersamaan dengan mentor sejati.
1. Kedekatan: Tempat Lahirmu Kembali Sebagai Laki-Laki Pemimpin
Mentoring bukan sekadar ruang tanya-jawab.
Ia adalah ruang pengamatan ruhani, pendampingan mental, dan pembacaan jiwa.
Tanpa kedekatan:
❌ Mentee tidak terbuka dengan luka dan keraguan terdalamnya.
❌ Tidak terjadi mirroring antara jiwa mentee dengan ruhani sang mentor.
❌ Tidak muncul perasaan “dilihat”, “dipantau”, dan “dipimpin”.
Kedekatan dengan mentor menjadikan proses mentoring bukan sekadar program,
tapi perjalanan batin yang disaksikan langsung oleh pembimbing yang paham medan.
2. Konsistensi: Karena Jiwa Tidak Tumbuh dari Sekali Dua Kali Bertemu
Poligami adalah proses panjang. Ada:
- Fase pertentangan istri pertama.
- Fase godaan setan dan ego.
- Fase kehilangan arah di tengah badai emosi.
Tanpa konsistensi pertemuan, mentee mudah:
🔄 Kembali ke mindset lama.
🔄 Mengandalkan emosi dan ego sebagai kompas.
🔄 Terjebak dalam kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari.
Konsistensi menjaga:
- Kejelasan arah.
- Kedisiplinan ruhani.
- Keberanian yang stabil.
- Dan terutama: tali silaturrahim dengan sumber cahaya.
3. Mentor Bukan Motivator. Ia Adalah Pembimbing Jiwa.
Motivator membakar semangat,
tapi mentor sejati membentuk akal, hati, dan ruh.
Kehadiran mentor bukan untuk mendikte,
tapi untuk membaca langkah, mengantisipasi bahaya, dan menjaga arah.
Dan itu hanya bisa terjadi kalau mentee dekat, intens, dan rutin membersamai proses.
4. Tanpa Kedekatan dan Konsistensi, Semua Ilmu Akan Kembali ke Titik Nol
Berapa banyak mentee yang sudah ikut pembekalan,
tapi kemudian hilang, dan akhirnya gagal?
Bukan karena kurang ilmu.
Tapi karena tidak terjaga secara ruhani.
Mentor yang hadir secara rutin akan menjadi:
🪞 Cermin.
⏰ Alarm.
🧭 Kompas.
💪 Sekaligus Penguat ruhani.
Kesimpulan:
“Poligami bukan tentang siapa yang paling cerdas, tapi siapa yang paling terjaga jiwanya.”
Dan penjagaan itu tidak bisa dilakukan sendiri.
Ia butuh:
- Kedekatan yang jujur.
- Konsistensi yang intens.
- Mentor yang hadir dengan hati dan pengalaman.
Kalau Kamu Mau Poligamimu Tidak Gagal di Tengah Jalan…
Jangan hanya ikut sekali dua kali. Jangan merasa cukup dengan materi.
Lepas egomu. Dekatlah dengan mentor. Ikuti prosesnya. Dan biarkan jiwamu dibentuk—bukan hanya strategimu.
Barokallah fiikum
Coach Hafidin – Mentor Poligami Expert
Baca Juga: