
By Coach Hafidin | 0812-8927-8201
dan Relevansinya bagi Jati Diri Suami Qowwam dalam Poligami
Dalam perjalanan spiritual seorang suami, terutama yang tengah menempuh jalan poligami, ada dua kesadaran ruhani yang mutlak dimiliki: hidup Billahi (بِاللهِ – dengan kuasa Allah) dan Ma’ahu (مَعَهُ – bersama kehadiran Allah).
Dua maqam ini bukan istilah mistik belaka, melainkan pijakan jiwa yang membentuk keteguhan batin, kejernihan akal, dan kebijaksanaan dalam memimpin keluarga bertingkat.
Imam Ibn ‘Athaillah dalam Al-Hikam banyak menyingkap dimensi batin ini. Mari kita lihat bagaimana hikmah beliau membuka cakrawala ruhani suami Qowwam:
✨ I. Billahi — Sadar Bahwa Segalanya Terjadi Karena Allah
“إرادتك التجريد مع إقامة الله إياك في الأسباب من الشهوة الخفية”
“Keinginanmu untuk meninggalkan sebab, padahal Allah sedang menegakkanmu dalam sebab, adalah nafsu tersembunyi.”
Billahi bukan berarti pasif atau menggugurkan ikhtiar. Justru, Billahi adalah kesadaran bahwa segala ikhtiar pun hanya berjalan karena daya dari Allah.
Seorang suami Qowwam yang ingin sukses poligami tidak boleh bersandar pada strategi, relasi, atau harta, melainkan pada قُوَّةُ اللهِ yang menyertai setiap langkahnya.
Dalam Al-Hikam:
“لا تشبهن الهمم إلا إلى من فتح لك باب فهمه”“Jangan arahkan tekadmu kepada sesuatu, kecuali setelah Allah bukakan pemahaman-Nya padamu.”
Maka jika Allah belum membukakan jalan ruhani dan mengokohkan niat dengan keikhlasan, semua kecanggihan strategi hanya akan menambah kegagalan yang lebih canggih.
🌸 II. Ma’ahu — Rasa Dekat dan Hadir Bersama Allah
Imam Ibn ‘Athaillah menulis:
“ما نفع القلب شيء مثل عزلة يدخل بها ميدان فكرة”
“Tak ada yang lebih bermanfaat bagi hati selain uzlah (menyepi) yang membawamu ke medan perenungan.”
Ma’ahu adalah maqam kesadaran yang membuat suami tidak hanya berpikir strategis, tapi juga berperasaan lembut di hadapan ربّه. Ia hadir dalam rumah dengan ruh dzikir, dengan hati yang tidak tercerabut dari kehadiran Allah.
Seorang suami Qowwam yang hidup Ma’ahu:
- Akan bersabar menghadapi reaksi istri dengan jiwa yang terhubung.
- Tidak menyimpan dendam karena hatinya bergantung pada Allah, bukan pada validasi istri.
- Mampu mencintai dengan kesadaran bahwa ia dicintai oleh سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى.
🧭 III. Bawah Sadar Seorang Qowwam: Menuntut dan Menuntun Sukses
Pada lapisan bawah sadar seorang laki-laki yang telah Allah beri energi kepemimpinan, ada dua dorongan:
- Menuntut kesuksesan rumah tangga (termasuk poligami).
- Menuntun seluruh jiwanya menuju kesadaran tertinggi.
Tanpa Billahi, ia akan menuntut tanpa kendali.
Tanpa Ma’ahu, ia akan menuntun tanpa keteduhan.
- Billahi membebaskannya dari keangkuhan.
- Ma’ahu membebaskannya dari kekeringan.
Dan ketika dua kesadaran ini aktif dalam ruh, bawah sadarnya menjadi kompas langit yang menuntun setiap ucapan, keputusan, dan reaksi—tanpa harus berpura-pura jadi baik, karena ia memang sudah menjadi.
🔥 Penutup: Poligami Hanya Bisa Dijalani oleh Jiwa yang Hidup Billahi wa Ma’ahu
“أعمالكم صور قائمة، وأرواحها وجود سر الإخلاص فيها”
“Amal-amalmu hanyalah bentuk dan rupa. Ruhnya adalah hadirnya rahasia ikhlas di dalamnya.” (Al-Hikam)
Poligami bukan tentang sukses menambah istri. Tapi tentang kesuksesan menemukan jati diri terdalam, yang hanya mungkin kalau engkau hidup:
- بِاللهِ: kuat karena Allah,
- وَمَعَهُ: lembut bersama Allah.
Dan hanya suami seperti itulah yang pantas disebut:
Suami Qowwam. Pemimpin dunia yang dipantaskan untuk cinta langit.
Barokallah fiikum
Coach Hafidin – Mentor Poligami Expert
Baca Juga: