
KH. Hafidin | 0812-8927-8201
Peran Strategis Brigade KASABA dan KH. Hafidin sebagai Panglima Lapangan
✍️ Abstrak
Pancasila terlalu sering menjadi simbol mati, bukan landasan gerak politik yang membebaskan. Padahal, lima silanya memuat etos perlawanan terhadap kezaliman struktural dan visi pemerataan sosial.
Artikel ini menegaskan kembali Pancasila sebagai ideologi perjuangan melawan premanisme dalam segala bentuk—baik fisik maupun sistemik—dan menempatkan pembangunan berkeadilan sebagai realisasi sila kelima.
Peran KH. Hafidin sebagai Panglima Brigade Kerabat Semesta Banten (KASABA) diangkat sebagai ikon lapangan yang memadukan dakwah, kepemimpinan spiritual, dan konsolidasi rakyat untuk mendorong perubahan konkret dan beradab.
🧭 Pendahuluan
Sejak merdeka, Indonesia belum sepenuhnya menjadikan Pancasila sebagai alat transformasi struktural. Premanisme justru menjadi wajah kekuasaan:
- Ormas liar
- Aparat tak bermoral
- Elit politik rakus
- Mafia tanah dan cukong proyek
Premanisme ini melahirkan sistem predatorik yang merusak keadaban publik dan menodai nilai Pancasila.
Sementara itu, arah pembangunan terlalu bias pada pertumbuhan tanpa pemerataan. Akibatnya: ketimpangan sosial, eksploitasi, dan amputasi makna Pancasila menjadi sekadar ritual seremonial.
🧱 Pancasila: Landasan Revolusi Etis dan Sistemik
Kelima sila dalam Pancasila sesungguhnya mengandung misi pembebasan:
- 🕋 Ketuhanan Yang Maha Esa
Menolak kekuasaan tanpa nilai Ilahiyah. Premanisme struktural adalah kedurhakaan terhadap sila ini. - 🤝 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Negara wajib melindungi yang lemah, bukan menjadi alat kapital dan elit rakus. - 🇮🇩 Persatuan Indonesia
Menghapus segregasi sosial akibat dominasi elit dan aparat bayaran. - 🗳️ Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
Menolak feodalisme politik dan kooptasi elit. Mendorong keadilan moral dalam pengambilan keputusan. - ⚖️ Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Titik kulminasi Pancasila: distribusi keadilan dalam sumber daya, pendidikan, kesehatan, dan kehidupan manusiawi.
🚨 Premanisme sebagai Musuh Ideologis Negara
Premanisme bukan sekadar kriminalitas jalanan, tapi struktur bayangan kekuasaan:
- Aparat tanpa etika
- Ormas kekerasan jadi alat politik
- Mafia tanah usir warga
- Pengusaha rente beli proyek lewat kekuasaan
Semua ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap Proklamasi dan Pancasila. Lawan dengan kekuatan moral, intelektual, dan spiritual rakyat.
⚒️ Pembangunan Berkeadilan: Jalan Tengah Negara dan Rakyat
Pembangunan sejati adalah agenda distribusi keadilan:
- Reformasi Agraria Sejati
Redistribusi tanah untuk adat, pesantren, wakaf, dan wilayah kelola rakyat. - Desentralisasi Keadilan Sosial
Pendidikan dan kesehatan harus menjangkau desa, pesisir, dan komunitas adat. - Pemberdayaan Ekonomi Rakyat
UMKM dan koperasi dilindungi dari tekanan oligarki. Bukan hanya subsidi, tapi keberpihakan sistemik.
✊ KH. Hafidin dan Brigade KASABA: Dakwah & Kepemimpinan Lapangan
KH. Hafidin hadir sebagai ulama dan pemimpin rakyat yang menyatukan:
- Spiritualitas
- Perlawanan Sosial
- Pendidikan Ideologis
Sebagai Panglima Brigade KASABA, ia bukan orator elitis, tapi penggerak lapangan yang:
- Meneladani ulama pejuang seperti Syekh Nawawi & Ki Wasyid
- Mendampingi warga tergusur dan petani terancam
- Menyatukan adat, pemuda, dan ibu-ibu dalam barisan perlawanan beradab
KASABA bukan reaktif, tapi gerakan strategis peradaban. Hadir di tengah konflik agraria dan proyek bermasalah, KH. Hafidin memimpin dengan akhlak dan keberanian, menolak tunduk pada arogansi aparat dan ketamakan investor.
📣 Pancasila Harus Diperjuangkan, Bukan Dihafalkan
Kini saatnya berhenti menghafal Pancasila—dan mulai memperjuangkannya.
Menegakkan Pancasila hari ini berarti:
- Membela rakyat dari penggusuran
- Mengawal reforma agraria
- Melawan korupsi kebijakan
- Menolak premanisme berseragam
KH. Hafidin dan KASABA membuktikan bahwa Pancasila adalah pedoman perjuangan nyata, bukan sekadar pelajaran kewarganegaraan.
🏁 Penutup: Dari Banten untuk Indonesia Berdaulat & Berkeadilan
Banten, dari Sultan Ageng Tirtayasa hingga Ki Wasyid, adalah tanah perlawanan. Semangat itu hidup kembali lewat KH. Hafidin dan Brigade KASABA.
Pancasila bukan milik negara semata. Ia milik rakyat.
Dan hanya melalui rakyat yang sadar, berani, dan bersatu—seperti KASABA—Pancasila kembali tumbuh sebagai ideologi hidup.
🗂️ Kata Kunci:
Pancasila, Premanisme Struktural, Keadilan Sosial, Reformasi Agraria, KH. Hafidin, Brigade KASABA, Kepemimpinan Lapangan, Gerakan Rakyat, Spiritualitas Perjuangan, Kebangkitan Banten
Barokallah fiikum
KH. Hafidin –Ssebagai Panglima Lapangan