
Coach Hafidin | 0812-8927-8201
Tafsir Az-Zukhruf 36–37
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan Tuhan Yang Maha Pemurah, Kami pasrahkan kepadanya setan (untuk menjadi temannya), maka setan itulah yang menjadi teman dekatnya. Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan (Allah), padahal mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.”
(QS. Az-Zukhruf: 36–37)
🧭 Pendahuluan: Di Era Ketika Syariat Diperolok
Zaman ini menyaksikan ironi: banyak orang mengaku Muslim, tetapi gelisah saat mendengar kata “jihad”, alergi terhadap ayat tentang qishash, menolak hudud dengan label “tidak manusiawi”, dan mencibir syariat poligami sebagai penindasan terhadap perempuan.
Padahal penolakan terhadap hukum Allah adalah penolakan terhadap rahmat-Nya. Dan dalam ayat ini, Allah mengeraskan hukum sebab-akibat spiritual: ketika manusia berpaling dari dzikrur-Rahman, maka Allah sendiri yang menyerahkan mereka ke dalam pelukan setan — bukan sekadar digoda, tetapi dijadikan qarin (teman karib).
📖 Tafsir Klasik: Dosa Berpaling dari Dzikrur-Rahman
1. Imam Al-Qurthubi (w. 671 H)
Dalam Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, beliau menjelaskan:
“Barang siapa berpaling dari Al-Qur’an dan menolak mengikuti Nabi ﷺ, Kami berikan setan yang menyesatkannya dan menuntunnya ke dalam keburukan.”
(Tafsir Al-Qurthubi, juz 16)
2. Ibnu Katsir (w. 774 H)
Dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, beliau menulis:
“Siapa yang berpaling dari zikir kepada Allah, membangkang terhadap hujjah-Nya, dan tidak ridha terhadap hukum-Nya, maka Allah kuasakan atasnya setan yang akan terus mendampinginya.”
(Tafsir Ibnu Katsir, Az-Zukhruf: 36)
📘 Tafsir Kontemporer: Bahaya Liberalisasi Akidah
1. Syaikh Abdurrahman as-Sa’di (w. 1376 H)
Dalam Taisir al-Karim ar-Rahman, beliau menulis:
“Balasan itu sesuai dengan perbuatan. Barang siapa berpaling dari zikir (wahyu), maka hukumannya adalah dikuasai oleh setan yang akan menyesatkannya.”
2. Yusuf al-Qaradawi (w. 2022 M)
Dalam salah satu ceramahnya, beliau mengkritik keras liberalisme yang mencampakkan hukum-hukum syariat:
“Yang menolak qishash, menolak rajam, menolak jihad, dan merasa risih dengan ayat-ayat hudud — sungguh telah terkena penyakit sekularisme jiwa. Mereka tidak sadar, setan telah menyamar sebagai akal sehat mereka.”
❗ Ciri Orang yang Diserahkan ke Setan
- ❌ Menganggap hukum Allah ketinggalan zaman.
- 🌀 Memanipulasi makna toleransi hingga membenarkan semua agama secara mutlak.
- ⚖️ Lebih percaya HAM buatan Barat daripada hudud dari langit.
- 💥 Menggugat jihad, menolak poligami, menertawakan rajam, dan mengklaim syariat Islam sebagai sumber kekerasan.
Padahal mereka menyangka diri “berada di jalan petunjuk” — inilah puncak kesesatan.
🧠 Pelajaran Besar: Menolak Syariat = Membuka Gerbang Kesesatan
🚫 Menolak ayat jihad = dipandu hawa nafsu kelembekan
🚫 Menolak qishash = kehilangan rasa keadilan ilahiyah
🚫 Menolak poligami = menyerah kepada konstruksi feminisme Barat
🚫 Menolak berlepas diri dari Yahudi Zionis = kompromi akidah
Semua itu hanyalah gejala-gejala dari satu penyakit utama: meninggalkan dzikrur-Rahman.
🛡️ Penutup: Kembali ke Zikrur-Rahman adalah Satu-satunya Jalan
Berzikir bukan hanya menyebut “Allah” dengan lisan, tapi tunduk total pada seluruh petunjuk dan hukum-Nya.
Maka, siapa yang berpaling darinya, pasti Allah “serahkan” pada setan sebagai qarin.
Dan itu bukan sekadar godaan sesaat.
Itu adalah hukuman spiritual paling ngeri di dunia sebelum neraka menjemputnya.
“فَاعْتَبِرُوا يَا أُوْلِي الْأَبْصَارِ.”
(Maka ambillah pelajaran, wahai orang-orang yang berakal!)
Barokallah fiikum
Coach Hafidin – Mentor Poligami Expert
Baca Juga: