HomeBlogBisnis dan Kemakmuran🌱 Kenapa Melahirkan Bagaimana

🌱 Kenapa Melahirkan Bagaimana

🌱 Kenapa Melahirkan Bagaimana

By Coach Hafidin | 0812-8927-8201

Fondasi Logis, Psikologis, dan Spiritual dalam Menemukan Jalan Hidup yang Benar

Dalam dunia filsafat, logika, dan spiritualitas, ada satu pertanyaan yang tampaknya sederhana tapi membawa dampak besar:

“Kenapa menghasilkan bagaimana, tidak sebaliknya?”

Pertanyaan ini menyentuh inti dari cara manusia mengambil keputusan, menetapkan arah, dan menjalani kehidupan dengan bermakna. Jawaban dari pertanyaan ini akan mengungkap struktur utama berpikir manusia, serta menunjukkan mengapa orang yang tahu ‘why’-nya akan selalu lebih unggul dari orang yang hanya tahu ‘how’-nya.

1️⃣ Perspektif Filsafat: Tujuan Melahirkan Alat

📚 Dalam logika klasik, sebab mendahului akibat. Aristoteles dalam Metaphysics menjelaskan bahwa semua tindakan manusia berakar dari final cause (tujuan akhir). Maka:

  • Kenapa (why) = final cause
  • Bagaimana (how) = efficient cause — sarana untuk mencapai tujuan

🧠 “Purpose gives birth to action, and action requires mechanism.”Aristotelian Logic

Imam Al-Ghazali dalam Maqāṣid al-Falāsifah pun menyatakan:

🕌 “Kehendak (niat dan tujuan) adalah penyebab utama semua pencarian. Ketika tujuan jelas, maka akal akan menggerakkan strategi dan alat untuk mencapainya.”

Tanpa “kenapa”, tidak akan ada alasan logis untuk menyusun “bagaimana”.

2️⃣ Perspektif Psikologi: Makna Mendahului Mekanisme

🧩 Dalam ilmu psikologi, makna adalah kebutuhan eksistensial manusia. Viktor Frankl dalam Man’s Search for Meaning menyatakan:

💬 “He who has a why to live for can bear almost any how.”

Frankl membuktikan bahwa tahanan kamp Nazi yang memiliki alasan hidup (misalnya ingin bertemu anaknya lagi) memiliki kemungkinan hidup jauh lebih tinggi.

Penelitian modern oleh Dr. Michael F. Steger (Colorado State University) mengonfirmasi:

“Individuals with a strong sense of meaning in life show higher motivation, greater resilience, and stronger goal achievement.”

Artinya:

  • Kenapa = motivasi dan nilai
  • Bagaimana = strategi dan instrumen

Jika seseorang kehilangan “kenapa”-nya, maka semua “bagaimana” jadi kosong dan rapuh.

3️⃣ Perspektif Neurosains: Why Mengaktifkan Prefrontal Cortex

🧬 Dr. Daniel J. Siegel dan Dr. Andrew Huberman menunjukkan bahwa:

  • Berpikir strategis dan refleksi tujuan hidup terjadi di prefrontal cortex, bagian otak paling rasional.
  • Pertanyaan “kenapa” mengaktifkan integrasi antara nilai, emosi, dan tindakan.

Sebaliknya, fokus berlebihan pada “bagaimana” mengaktifkan otak reaktif (amygdala, basal ganglia) yang cocok untuk bertahan hidup, bukan bertumbuh.

🔬 Pertanyaan “Kenapa” bukan hanya refleksi spiritual, tapi juga aktivasi neurologis.

4️⃣ Perspektif Kepemimpinan: Why Membentuk Visi, How Menyusun Strategi

📈 Simon Sinek dalam Start With Why menulis:

“People don’t buy what you do; they buy why you do it.”

Apple dan Tesla sukses bukan karena produk (how), tapi karena visi dan keyakinan (why).

John C. Maxwell dalam The 21 Irrefutable Laws of Leadership menegaskan:

“Great leaders are not remembered for their tools, but for their cause.”

5️⃣ Perspektif Spiritualitas Islam: Kenapa adalah Niat, Bagaimana adalah Amal

🕋 Dalam Islam, niat adalah fondasi dari amal.

“Innamal a‘mālu binniyyāt…”
“Segala amal tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Maka:

  • “Kenapa” = niat — wilayah ruh dan kesadaran
  • “Bagaimana” = amal — wilayah ikhtiar dan manifestasi

Ibn Qayyim dalam Miftāḥ Dārus-Sa‘ādah menulis:

“Amal yang tanpa niat ibarat jasad tanpa ruh, walau tampak hidup, sesungguhnya mati.”

6️⃣ Kesimpulan: Tanpa Kenapa, Bagaimana Jadi Buta

🌳 “Kenapa adalah akar. Bagaimana adalah cabang.”
Akar menentukan arah dan nutrisi. Cabang hanya berkembang sesuai akarnya.

Seseorang yang tidak tahu kenapa ia ingin poligami, meskipun menguasai bagaimana cara menambah istri,

❌ Akan gagal di tengah jalan — karena ruhnya belum hidup.

Dan inilah yang ditekankan oleh Coach Hafidin dalam Private Mentoring Poligami:

🌟 Kenapa dulu. Biarkan ruhnya menyala. Baru “bagaimana” disusun dengan utuh.

Karena:

💥 Jika kamu salah “kenapa”, maka semua “bagaimana” akan jadi bencana.
💫 Tapi jika kamu benar “kenapa”-nya, maka Allah sendiri akan menuntunmu ke “bagaimana” yang tidak pernah kamu sangka.

👣 Private Mentoring Poligami

Bukan Sekadar Mengajarkan Bagaimana, Tapi Menjernihkan Kenapa

Barokallah fiikum
Coach Hafidin – Mentor Poligami Expert


Baca Juga: