HomeBlogPolitikBagian 5: Penutup – Antara Pengoleksi Konsep dan Penulis Sejarah

Bagian 5: Penutup – Antara Pengoleksi Konsep dan Penulis Sejarah

Bagian 5: Penutup – Antara Pengoleksi Konsep dan Penulis Sejarah

Coach Hafidin | 0812-8927-8201

Sehebat apapun konsep bernegara, sehebat apapun teori peradaban, tanpa social capital, tanpa otoritas, dan tanpa kekuasaan, ia akan terkubur sebagai catatan kaki sejarah.

📖 Kita Telah Melihat

  • Kapitalisme berjaya bukan karena konsepnya indah, tapi karena ia menunggangi modal, jaringan, dan kekuasaan.
  • Komunisme bertahan bukan karena Marx menulis lebih cerdas, tapi karena Lenin merebut otoritas.
  • Islam tegak bukan hanya karena tauhid, tapi karena Rasulullah ﷺ membangun jamaah, menegakkan otoritas, lalu menduduki kekuasaan.

👉 Maka jelaslah: peradaban tidak dibangun oleh seminar, tetapi oleh strategi perebutan kekuasaan.

🪞 Sindiran Telak untuk Kita

Bangsa ini hari ini masih terlalu sibuk mengoleksi konsep:

  • Seminar tentang demokrasi.
  • Diskusi tentang ekonomi kerakyatan.
  • Konferensi tentang visi Indonesia Emas.

Tetapi sementara kita sibuk berwacana, ada pihak lain yang sibuk membangun social capital, merebut otoritas, dan menduduki kekuasaan.

📌 Hasilnya? Konsep kita dipakai jadi jargon kampanye, sementara arah sejarah ditulis oleh tangan mereka.

❓ Pertanyaan Tajam

Maka pertanyaannya kini bukan lagi: konsep apa yang terbaik untuk bangsa ini?

Pertanyaan yang jauh lebih penting adalah:

  • Siapa yang berani membangun social capital untuk menopang konsep itu?
  • Siapa yang siap merebut otoritas agar konsep itu punya legitimasi?
  • Siapa yang sungguh-sungguh menduduki kekuasaan agar konsep itu hidup dalam realitas?

Jika tidak dijawab, kita hanya akan terus menjadi bangsa pengoleksi konsep — bangsa yang pandai berteori, tapi gagal menulis sejarahnya sendiri.

⚔️ Hantaman Terakhir

Sejarah hanya menghormati satu hal: mereka yang berani menguasai kekuasaan untuk mewujudkan konsep.

Selebihnya? Hanyalah debu wacana yang terhempas oleh angin zaman.

Barokallah fiikum
Coach Hafidin – Sebagai Panglima Lapangan


Baca Juga: