HomeBlogPolitikBagian 4: Kekuasaan – Panggung Realisasi, Bukan Arena Ilusi

Bagian 4: Kekuasaan – Panggung Realisasi, Bukan Arena Ilusi

Bagian 4: Kekuasaan – Panggung Realisasi, Bukan Arena Ilusi

Coach Hafidin | 0812-8927-8201

Konsep bisa indah. Social capital bisa kuat. Otoritas bisa kokoh. Tapi tanpa kekuasaan nyata, semua itu hanyalah panggung ilusi. Karena hanya dengan kekuasaanlah sebuah konsep benar-benar hidup, bergerak, dan membentuk peradaban.

⚖️ Kekuasaan: Ujian Terakhir Sebuah Konsep

Kekuasaan bukan sekadar jabatan politik. Kekuasaan adalah kendali atas realitas: siapa yang menulis aturan, siapa yang menguasai sumber daya, siapa yang menentukan arah sejarah.

Ibn Khaldun dalam Muqaddimah menegaskan:

“الملك هو الغاية التي تجري إليها العصبية”
“Kekuasaan adalah tujuan akhir dari solidaritas sosial (‘ashabiyah).”
(Muqaddimah, Bab II)

Artinya, seluruh jaringan sosial, otoritas moral, dan loyalitas jamaah pada akhirnya diuji: mampukah mereka menguasai kekuasaan? Jika tidak, semua itu akan runtuh.

📖 Contoh Sejarah: Ide yang Menang Karena Kekuasaan

  • Islam: Risalah tauhid Rasulullah ﷺ baru bertransformasi jadi peradaban dunia setelah Madinah tegak dan para khalifah memegang kekuasaan.
  • Kapitalisme: Bukan sekadar teori ekonomi Adam Smith, tapi karena pemerintah, bank, dan korporasi bersatu menegakkannya.
  • Komunisme: Bukan karena Das Kapital Marx, tetapi karena Lenin merebut kekuasaan politik di Rusia.

👉 Semua ide besar hanya menjadi sejarah karena ditopang kekuasaan.

⚔️ Kekuasaan: Pedang Bermata Dua

Kekuasaan memang berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah. Tetapi lebih berbahaya lagi jika konsep besar tidak pernah sampai pada kekuasaan. Sebab yang terjadi bukanlah “konsep mulia yang murni”, melainkan konsep mulia yang diperkosa oleh kekuasaan orang lain.

Inilah yang terjadi hari ini:

  • Ekonomi kerakyatan dikuasai oligarki.
  • Demokrasi Pancasila dipelintir jadi demokrasi transaksional.
  • Visi Indonesia Emas 2045 dipakai jadi slogan politik, bukan peta jalan peradaban.

Semua itu terjadi karena konsep gagal merebut kekuasaan, dan akhirnya kekuasaan yang mempermainkan konsep.

🪞 Sindiran Keras

Bangsa ini perlu berhenti mabuk konsep. Jangan bangga dengan ribuan teori tanpa panggung kekuasaan. Karena:

  • Konsep tanpa kekuasaan hanyalah wacana.
  • Kekuasaan tanpa konsep hanyalah tirani.
  • Tetapi konsep yang bersatu dengan kekuasaan adalah jalan menuju peradaban.

📌 Rumus Akhir Sejarah

Kita sudah sampai pada kesimpulan yang tak terbantahkan:

🔹 Konsep + Social Capital + Otoritas + Kekuasaan = Peradaban.
🔹 Konsep tanpa tiga unsur lain = Debu sejarah.

Barokallah fiikum
Coach Hafidin – Sebagai Panglima Lapangan


Baca Juga: