
KH. Hafidin, S.Ag. | 0812-8927-8201
Konvergensi Peran Strategis dalam Rekayasa Sosial Berbasis Nilai
🧭 Sebuah Kajian Korelatif tentang Social Engineering Positif bersama Coach Hafidin
Abstrak
Social engineering selama ini sering dikaitkan dengan manipulasi atau teknik sosiologis untuk mengubah perilaku publik. Namun dalam konteks pembangunan peradaban berkeadilan, social engineering dapat bertransformasi menjadi alat rekayasa sosial yang positif, bernilai spiritual, dan berpijak pada etika luhur. Artikel ini mengkaji peran strategis Coach Hafidin (CH)—seorang Mentor Poligami Berbasis Tauhid sekaligus Panglima Brigade Kerabat Semesta Banten (KASABA)—dalam membangun sistem rekayasa sosial dari akar rumah tangga hingga struktur masyarakat, sebagai fondasi kebangkitan umat dan penopang agenda Indonesia Emas 2045.
1. Pendahuluan: Social Engineering dalam Bingkai Nilai
Rekayasa sosial bukan sekadar tentang perubahan perilaku, tetapi perancangan ulang realitas sosial secara sadar dan terstruktur. Dalam sejarah Islam, Rasulullah ﷺ sendiri adalah social engineer tertinggi, yang mengubah komunitas Jahiliyah menjadi masyarakat Madani melalui reformasi spiritual, pendidikan karakter, dan transformasi struktur kepemimpinan.
Di tengah krisis kepemimpinan laki-laki, polarisasi umat, dan dominasi oligarki asing, dibutuhkan pendekatan yang tak hanya menyentuh aspek struktural, tetapi juga kesadaran spiritual dan akhlak laki-laki sebagai pemimpin rumah tangga dan masyarakat. Di sinilah letak kekuatan peran ganda CH sebagai mentor dan panglima sosial.
2. Poligami: Ruang Kecil dari Rekayasa Sosial Besar
Dalam kerangka PMP (Private Mentoring Poligami), CH menggarap dimensi terdalam dari peradaban: rumah tangga dan karakter suami.
Dengan teori Qowwamah, 4 Nafkah, dan 4 Kuasa Suami, CH membongkar akar kegagalan rumah tangga dan menunjukkan bahwa poligami bukan hanya urusan syahwat atau syariat, melainkan proyek perbaikan kepemimpinan lelaki dalam semua level kehidupan.
“Jika suami gagal menjadi Qowwam, maka istri pun ikut rusak dan anak kehilangan arah. Maka tidak ada revolusi sosial tanpa revolusi maskulinitas spiritual.”
— (CH, dalam salah satu sesi PMP)
Mentee PMP bukan hanya belajar teori, tetapi digembleng secara spiritual, mental, dan sosial, agar siap menjadi leader of love dalam rumah tangganya — dan kelak, menjadi motor perbaikan masyarakat.
3. Brigade KASABA: Manifestasi Struktural dari Kesadaran Kolektif
Sebagai Panglima Besar Brigade KASABA, CH tidak berhenti pada ranah privat. Ia membawa energi perubahan dari rumah ke medan sosial.
Brigade ini adalah gerakan rekayasa sosial makro, yang:
- Mengorganisir rakyat untuk melawan premanisme struktural dan oligarki proyek,
- Menghidupkan kembali peran ulama-pendekar sebagai penjaga kehormatan tanah dan rakyat,
- Membangun sinergi antara spiritualitas, keberanian sosial, dan advokasi keadilan.
Dengan slogan Banten Bangkit – Indonesia Berdaulat, Brigade KASABA memosisikan diri sebagai kekuatan sosial beradab yang menjadi alternatif di tengah kegagalan partai politik dan lemahnya keberpihakan negara.
4. Konvergensi Peran
Mentor Poligami + Panglima Sosial = Social Engineering Spiritual
Apa yang terjadi saat seorang mentor rumah tangga juga memimpin konsolidasi rakyat? Maka yang lahir adalah:
Rekayasa sosial yang bukan hanya menyusun massa, tetapi menyadarkan manusia.
Gerakan yang bukan hanya teriakan, tapi penuh nilai dan arah.
Korelasi antara peran CH di ranah poligami dan sosial:
Ruang Peran | Poligami (PMP) | Brigade KASABA |
---|---|---|
Fokus Transformasi | Suami, Istri, Anak | Rakyat, Ulama, Aktivis |
Dimensi Pengaruh | Psikologis, Spiritual, Kepemimpinan Pribadi | Sosial-politik, Ekonomi, Kedaulatan |
Metode | Mentoring, Self-awareness, Tantangan Keluarga | Konsolidasi, Advokasi, Pendidikan Massa |
Output | Lelaki Qowwam & Keluarga Tangguh | Masyarakat sadar nilai & struktur berkeadilan |
Gabungan dua medan ini memungkinkan perubahan terjadi dari akar hingga pucuk, dari jiwa hingga sistem, dari rumah hingga negeri.
5. Mengapa Perlu Membersamai Coach Hafidin?
Bergabung dengan perjuangan CH bukan tentang sekadar loyalitas kepada figur, melainkan:
- Menjadi bagian dari rekayasa sosial besar yang bersandar pada tauhid, cinta, dan keadilan,
- Menyatu dalam barisan transformasi yang bekerja di dua medan: keluarga & masyarakat,
- Berperan aktif dalam memperjuangkan cita-cita Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur dengan langkah nyata, bukan hanya retorika.
Karena dunia ini tak akan berubah oleh orang pintar yang diam,
Tapi oleh mereka yang sadar dan bergerak bersama.
Penutup: Jalan Sunyi, Tapi Penuh Arti
Apa yang dibangun oleh Coach Hafidin melalui PMP dan Brigade KASABA adalah bentuk Social Engineering Positif yang langka, sebab ia tidak menjanjikan kekuasaan, jabatan, atau pujian. Ia hanya mengajak satu hal:
Menjadi manusia yang lebih bertanggung jawab, lebih berani, dan lebih berpihak kepada yang benar.
Dan itu adalah tugas suci yang pantas disambut oleh jiwa-jiwa besar.
Coach Hafidin bukan mencari pengikut. Ia sedang menyiapkan sahabat seperjalanan.
Jika engkau merindukan perubahan… tempatkan dirimu di barisan ini.
🔑 Kata Kunci:
Poligami, Qowwamah, Social Engineering, Pancasila, Dakwah Sosial, Oligarki, Kepemimpinan Lelaki, Indonesia Emas 2045, PMP, KASABA, Baldatun Thayyibatun
Barokallah fiikum
KH. Hafidin –Ssebagai Panglima Lapangan
Baca Juga: