HomeBlogRumah TanggaMenjauh Karena Cinta

Menjauh Karena Cinta

Menjauh Karena Cinta

Coach Hafidin | 0812-8927-8201

Rasulullah, Sakinah, dan Kepemimpinan Emosional dalam Rumah Tangga

🏡 Rumah tangga bukan sekadar tempat tinggal dan hubungan biologis, tetapi wadah pembentukan jiwa dan perjalanan menuju Allah bersama pasangan.

Namun dalam realitasnya, tidak selalu mudah. Bahkan Rasulullah Shallallāhu ‘alaihi wa sallam, manusia paling sempurna, pernah mengalami gejolak dalam rumah tangga — hingga menjauhi para istrinya selama sebulan.

Peristiwa ini tidak terjadi karena kemarahan membabi buta, tetapi sebagai strategi spiritual dan kepemimpinan emosional, penuh dengan ra’fah, rifq, dan hikmah.

🕊️ Peristiwa: Rasulullah Menjauhi Istri-istrinya Selama Sebulan

📖 Diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari (no. 4913) dan Muslim (no. 1479), dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu:

“Rasulullah bersumpah untuk tidak mendatangi istri-istrinya selama sebulan. Ia tinggal di tempat tinggi rumah Hafshah…”

📌 Peristiwa ini terjadi karena:

  • Kecemburuan para istri Rasul terhadap Maria al-Qibtiyyah.
  • Desakan materi atau bentuk tekanan emosional.
  • Kondisi yang membuat rumah tangga tidak kondusif untuk ditata dengan komunikasi biasa.

🔸 Alih-alih marah atau menceraikan, Rasul menjauh untuk mencipta ruang tafakkur.

📚 Penjelasan Ibnu Hajar Al-‘Asqalani – Fath al-Bari

Dalam Fath al-Bari, Ibnu Hajar menjelaskan:

“Rasulullah tidak bersikap kasar atau membalas emosi istri-istrinya. Tapi beliau memilih menyendiri sebagai bentuk mu’ātabah (menegur secara halus), agar para istri merenungi kesalahan tanpa mempermalukan mereka.”

📌 Beliau menegaskan bahwa:

  • Rasul bertindak tidak karena amarah, tapi karena hikmah.
  • Rasul mengajarkan prinsip kepemimpinan spiritual (Qowwamah) dengan rahmah dan sakinah.
  • Menjauh bukan berarti menolak, tapi bisa menjadi bentuk cinta yang mendidik.

📖 Pandangan Ulama Lain

  1. Imam An-Nawawi (Syarh Muslim):

“Ini menunjukkan bahwa dalam konflik rumah tangga, sikap tenang dan menahan diri lebih utama daripada memaksakan solusi emosional.”

  1. Imam Ibnul Qayyim (Zad al-Ma’ad):

“Rasulullah adalah contoh terbaik dalam pengendalian emosi. Bahkan ketika hatinya terluka, lisannya tetap penuh adab, dan tubuhnya menghindar dengan tenang, bukan dengan murka.”

  1. Imam Al-Qurthubi (Tafsir Al-Jami’):

“Dalam ayat At-Tahrim (66:1), Allah menegur Nabi karena terlalu memanjakan perasaan istri. Ini menunjukkan bahwa pemimpin rumah tangga tidak boleh kehilangan arah demi popularitas emosional. Tapi juga, bahwa menegur dengan lembut adalah tuntunan wahyu.”

💫 Makna “Ila Rasulillah bi Qalbin Sakinah”

Frasa ini menggambarkan sikap spiritual dan emosional Rasulullah:

Menjauhi istri-istrinya dengan hati yang tetap tenang, bukan karena dendam, tetapi karena cinta yang mendidik.

✅ Tidak mengusir mereka, tapi memberi ruang.
✅ Tidak membentak mereka, tapi mengundang tafakkur.
✅ Tidak menjatuhkan, tapi mengangkat harga diri mereka sebagai istri seorang Nabi.

🧭 Korelasi dengan 4 Pondasi Pesona Suami Qowwam – Coach Hafidin

  1. Ruh Selaras Wahyu
    🔹 Rasul tidak bereaksi spontan. Beliau bertindak berdasarkan bimbingan wahyu.

Suami yang selaras wahyu tahu kapan harus bicara, kapan harus diam, kapan harus menjauh — dan semuanya dilakukan karena Allah.

  1. Dada Lapang
    🔹 Rasul memiliki peluang untuk marah, tapi beliau memilih menahan dan menata.

Dada lapang adalah magnet pesona yang membebaskan istri dari rasa takut dan malah membangkitkan rasa rindu.

  1. Hati Bening dan Dalam
    🔹 Rasul memandang kesalahan istri dengan hikmah. Beliau tahu bahwa perempuan itu fitrahnya penuh emosi.

Suami yang bening hatinya tidak akan menyimpan dendam kecil, tapi menyerapnya menjadi cahaya besar.

  1. Jiwa Besar
    🔹 Setelah sebulan, Rasul kembali kepada istri-istrinya tanpa menyimpan luka. Beliau tidak menagih maaf, tapi melanjutkan cinta.

Jiwa besar adalah kemampuan untuk pulang dalam cinta yang lebih matang, bukan hanya menunggu istri berubah.

🏁 Kesimpulan: Menjauh Adalah Seni Mendidik dengan Hikmah

Peristiwa ini menjadi panduan abadi bagi setiap suami yang ingin menjadi Qowwam sejati.

Menjauh dari istri bukan berarti menjatuhkan harga dirinya,
tapi bisa menjadi bentuk cinta tertinggi yang membentuk jiwa mereka.

🌙 Inilah esensi “ila Rasulillah bi qalbin sakinah”
Meneladani Rasul dalam memimpin cinta, dengan kepala dingin, dada luas, dan hati yang dalam.

🧠 Coach Hafidin
Murobbi Poligami Qowwamah | Mentor Kepemimpinan Cinta dengan Ruh Sakinah

Barokallah fiikum
Coach Hafidin – Mentor Poligami Expert


Baca Juga: