
“Poligami bukan solusi darurat, bukan pula jalan pelarian. Tapi bagian dari arsitektur syariat yang pasti benar, pasti baik, dan pasti membawa maslahat.”
— Coach Hafidin
📌 Hari ini, sebagian orang masih berkata:
“Poligami itu konteksnya masa lalu… waktu banyak laki-laki mati perang.”
Atau:
“Poligami di zaman ini hanya karena laki-laki lemah iman, kurang Qowwam, dan doyan ganti istri.”
Padahal…
📖 Kedudukan poligami dalam Islam tidak pernah bergantung pada konteks sosial semata.
✨ Ia adalah syariat ilahiyah yang berdiri di atas hikmah abadi.
📘 1. Syariat Poligami: Ditetapkan oleh Allah, Bukan Direkayasa oleh Budaya
“Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat.”
— QS. An-Nisa: 3
Allah tidak berkata:
“Jika perang terjadi, maka nikahilah empat.”
Atau: “Jika jumlah perempuan lebih banyak, maka bolehlah poligami.”
🔑 Allah memulai langsung dengan penegasan kebolehan dan legalitasnya.
➡️ Artinya, poligami adalah norma syariat, bukan respon sosial.
📙 2. Kebenaran Syariat Tidak Bergantung pada Logika Zaman
“Dan tidaklah Rabbmu lupa.”
— QS. Maryam: 64
Jika poligami disyariatkan oleh Allah,
maka ia adalah benar dalam setiap waktu:
🕰️ Di masa silam,
🌐 Maslahat di masa kini,
🌅 Dan menjadi sumber bahagia di masa depan—
bagi mereka yang memahaminya dengan iman dan ilmu.
📌 Syariat bukan produk sejarah.
🔭 Syariat adalah ketetapan langit untuk menata bumi.
📕 3. Poligami Bukan Karena Lelaki Lemah, Tapi Karena Allah Maha Tahu Struktur Kehidupan
✔️ Boleh jadi di masa lalu, laki-laki wafat karena perang.
✔️ Boleh jadi di masa kini, banyak laki-laki tidak bertanggung jawab.
❗ Tapi esensi poligami bukan solusi atas dua keadaan itu.
Esensi poligami adalah:
❤️ Jalan menyempurnakan cinta yang meluas,
👐 Jalan menyalurkan tanggung jawab secara lebih besar,
🌱 Jalan menampung maslahat yang tidak tertampung dalam satu pasangan.
Dan semua itu hanya mungkin jika suami:
📿 Bertauhid dan
📖 Berilmu.
📗 4. Poligami Itu Sumber Bahagia, Jika Dijalani Sesuai Tauhid
Kebahagiaan dalam poligami bukan karena jumlah istri,
tetapi karena kedekatan jiwa suami kepada Allah dalam mengelola amanah cinta.
“Yang menjadikan poligami bahagia bukan istri-istrinya,
tapi suami yang hidup dengan keimanan, keadilan, dan kesadaran.”
— Coach Hafidin
✅ Kesimpulan: Poligami Tetap Relevan, Karena Syariat Tetap Suci
🔹 Bukan karena kebutuhan zaman, tapi karena hikmah abadi.
🔹 Bukan karena banyak wanita, tapi karena luasnya peran lelaki.
🔹 Bukan karena tradisi, tapi karena tuntunan wahyu.
📚 Dan inilah yang dibimbing dalam Private Mentoring Poligami:
Membantu para suami menyelami kedalaman syariat,
hingga mereka menjalani poligami sebagai jalan ibadah, bukan ego.
Barokallah fiikum
Coach Hafidin – Mentor Poligami Expert
Baca Juga: