HomeBlogQowwamTauhid Seorang Suami Qowwam:

Tauhid Seorang Suami Qowwam:

Tauhid Seorang Suami Qowwam:

By Coach Hafidin | 0812-8927-8201

Menuntut Hanya kepada Allah, Bukan kepada Istri**

“Ketauhidanmu akan nampak bukan dari banyaknya bicara tentang Allah,
tapi dari kepada siapa engkau berharap saat segala hal tidak berjalan sesuai kehendak.”
Ibn Qayyim al-Jauziyyah

Di balik setiap kegelisahan suami terhadap sikap istri, ada satu titik yang jarang disadari:
tauhidnya goyah.
Ia mulai menuntut ketaatan istri, alih-alih memperkuat permohonan kepada Allah.
Ia mulai mengeluh pada perilaku istri, alih-alih memperbaiki koneksi vertikalnya kepada Rabb.

Padahal…

“Barangsiapa menyandarkan hatinya kepada makhluk, maka akan rapuh.
Tapi barangsiapa yang menggantungkan seluruh pengharapannya kepada Allah,
maka akan kokoh walau tak satu pun manusia mendukungnya.”
Syaikh al-Islam Ibn Taimiyyah

💡 Tauhid Sejati Membentuk Qowwam Sejati

Suami Qowwam bukan hanya pemimpin.
Ia adalah representasi kekuatan vertikal dalam rumah tangga.
Dan kekuatan itu tidak datang dari wibawa buatan, tetapi dari Tauhid yang murni.

Tauhid dalam kepemimpinan suami artinya:

  • Menyandarkan kekuatan batin hanya pada Allah, bukan pada respon istri.
  • Menuntut pertolongan hanya dari Allah, bukan dari perubahan sikap pasangan.
  • Menjaga hati tetap tenang meski rumah berguncang, karena ia tahu Allah-lah Penegak semesta.

“Ketika engkau tidak berharap kecuali kepada Allah,
maka engkau akan heran bagaimana semesta akan bekerja untukmu.”
Imam Hasan al-Bashri

🌍 Keteraturan Semesta dan Peran Suami dalam Orbit Tauhid

Allah menciptakan semesta dalam tatanan (nizham) yang kokoh, teratur, dan tunduk penuh pada kehendak-Nya (lihat QS. Al-Mulk: 3-4).

Begitu pula rumah tangga.
Jika suami menjadi qowwam karena sadar posisinya dalam tatanan tauhid,
maka rumah tangganya akan menjadi orbit harmoni, bukan ladang konflik.

Suami yang bertauhid tidak mudah menyalahkan istri.
Karena ia tahu:

“Istri hanyalah bagian dari sistem semesta yang sedang menguji kadar ubudiyahnya kepada Allah.”

📚 Mutiara Ulama Tentang Kepemimpinan Bertauhid

  1. Imam Asy-Syafi’i berkata:
    “Ketika aku diuji oleh manusia, aku tidak memintanya berhenti.
    Tapi aku meminta kepada Allah agar menguatkanku untuk bersabar.”
  2. Ibn Qayyim dalam Madarij As-Salikin:
    “Ketika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia tidak akan biarkan hamba itu mencintai selain-Nya lebih dari cinta kepada-Nya.”

Inilah mengapa suami Qowwam tidak boleh tergantung pada ketaatan istri sebagai penentu kebahagiaannya.

  1. Syaikh Abdul Qadir al-Jailani:
    “Wahai hamba, jangan berharap dari makhluk kecuali jika engkau siap dikecewakan. Tapi berharaplah dari Allah, maka engkau akan tercengang oleh kemurahan-Nya.”

Kesimpulan: Pemimpin Keluarga yang Lulus Tauhid, Tidak Perlu Mengemis Taat

Ketika suami hanya menuntut kepada Allah,
maka semua yang di bawahnya—termasuk istri, anak, dan keluarga—akan mengalir menuju ketaatan secara alami.
Bukan karena takut. Tapi karena terpesona oleh kekuatan ruhiyah dan getaran tauhid suaminya.

“Suami yang benar-benar bertauhid tidak banyak mengeluh tentang istri.
Sebab ia sibuk membangun koneksi kepada Allah,
dan yakin bahwa Allah yang akan meluruskan hati istri tanpa harus banyak bicara.”
Coach Hafidin

🔑 Private Mentoring Poligami tidak hanya melatih cara bicara suami,

tapi juga mengasah kedalaman tauhidnya.
Agar ia menjadi qowwam sejati yang:

  • Tegas, bukan kasar.
  • Sabar, bukan pasrah.
  • Bertauhid, bukan hanya pintar ceramah.

Barokallah fiikum
Coach Hafidin – Mentor Poligami Expert


Baca Juga: