
By Coach Hafidin |Β 0812-8927-8201
β Sebuah Otopsi Psikologis ala Suami Poligami Setengah Matang β
Pendahuluan
Setiap kali poligami gagal, suara mayoritas langsung menuding:
βPasti karena istri pertama!β
Padahal, kalau kita jujur dan melek sedikit ilmu psikologi, bisa jadi biang kerok sebenarnya adalah suami… iya, suaminya sendiri.
Lemah secara psikologis, ringkih secara emosi, rapuh secara spiritual.
π‘ Poligami itu bukan cuma modal cinta dan birahi. Tapi modal jiwa dan mentalitas tangguh kelas berat.
1οΈβ£ Poligami Butuh Mental Baja, Bukan Perasaan Laba-laba
π§© Suami yang gagal poligami biasanya punya satu penyakit kronis: Baper Stadium Akhir.
Sedikit-sedikit merasa tersudut, salah sedikit langsung merasa diserang, dan lebih suka cari pelarian daripada perbaikan.
Menurut teori Self-Determination dalam Psikologi, manusia butuh tiga hal:
β
Otonomi
β
Kompetensi
β
Keterhubungan
Suami gagal poligami biasanya nggak punya semua itu.
Dia merasa terpaksa, nggak percaya diri, dan malah terputus dari realitas rumah tangga.
2οΈβ£ Gagal Mengelola Diri, Apalagi Mengelola Istri
π Menurut Daniel Goleman, penulis buku Emotional Intelligence, EQ (Emotional Quotient) jauh lebih penting dari IQ dalam membangun relasi.
Sayangnya, banyak suami poligami IQ-nya tinggi, tapi EQ-nya low bat.
Mau punya 2 istri, tapi nggak ngerti cara memahami perasaan istri pertama.
Mau punya 3 istri, tapi ngambek kalau dikritik.
π₯ Emosi labil = poligami ambyar.
3οΈβ£ Lemah Identitas, Rapuh Keyakinan
Dalam teori Erik Erikson tentang perkembangan psikososial, identitas diri adalah fondasi dari hubungan dewasa yang sehat.
Kalau suami belum nemu identitas sejatinya sebagai Qowwam, pemimpin yang kuat dan penyayang, maka rumah tangga akan jadi:
Eksperimen emosional β bukan institusi ilahiyah.
4οΈβ£ Poligami Butuh Spiritual Leadership, Bukan Sekadar Status Sosial
π Coba buka Surah An-Nisa ayat 3 dan ayat 129.
Allah itu Maha Teliti. Dikasih izin poligami, tapi juga dikasih peringatan:
“Jika kamu takut tidak mampu berlaku adil, maka satu saja.”
π― Artinya?
Poligami bukan ajang coba-coba. Ini proyek hidup yang hanya bisa dituntaskan oleh pria dengan kesadaran spiritual tinggi.
Bukan yang baru belajar ngaji dua minggu, lalu ngebet nikah lagi.
βοΈ Keseimbangan 4 nafkah (materi, biologis, psikologis, spiritual) itu bukan sekadar teori, tapi alat ukur kekuatan jiwa seorang suami.
Penutup
π Solusi Itu Bukan Gonta-Ganti Istri, Tapi Upgrade Diri
Kalau kamu gagal poligami, jangan buru-buru salahin istri.
Mungkin kamu cuma belum kuat sebagai suami.
Mungkin kamu butuh proses, mentor, dan training mental yang bener-bener ngupas lapisan ego dan nafsu duniawi.
π₯ Makanya, bro…
Daripada ngelamun terus sambil liatin postingan wanita shalihah, mending daftar Private Mentoring Poligami.
Biar mindset-mu nggak ketinggalan zaman dan jiwa poligamimu nggak cuma sekadar syahwat tanpa syariat.
π¨ Kalau artikel ini nyentil kamu…
BERARTI KAMU MEMANG HARUS BERUBAH.
Karena poligami bukan untuk suami lemah, tapi untuk suami Qowwamah paripurna.
Barokallah fiikum
Coach Hafidin β Mentor Poligami Expert
Baca Juga: